Destinasi Wisata Bangunan Kuno bersejarah di Semarang

Andin Larasati

Semarang, sebuah kota penting di Jawa Tengah, memiliki peran vital sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Sebagai kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia, Semarang menempati posisi strategis setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.

Sejarah panjang Semarang memberi banyak warisan dan tempat bersejarah yang menjadi simbol kemegahan kota ini sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian Jawa Tengah.

Bangunan bersejarah di Semarang Ibukota Jawa Tengah

Berikut adalah wisata bangunan kuno yang terdapat di Kota Semarang, Jawa Tengah

1. Kawasan Kota Lama

Kawasan Kota Lama Semarang

Kawasan Kota Lama Semarang yang berlokasi di Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Semarang, menjadi primadona bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut. Kawasan seluas sekitar 31 hektar ini memiliki identitas sejarah yang kuat sehingga sering dijadikan lokasi foto yang menarik.

Keunikan Kota Lama terletak pada konsep bangunan ala kota-kota di Eropa pada jaman dahulu, baik dari segi struktur kawasan maupun citra estetis arsitekturnya. Tak heran jika banyak yang menamakannya sebagai Little Netherland karena adanya kanal-kanal kecil yang memperindah jalannya.

2. Puri Gedeh

Puri Gedeh

Puri Gedeh, sebuah bangunan bersejarah di Kota Semarang, menjadi tempat tinggal resmi Gubernur Jawa Tengah. Sebelumnya, rumah yang terletak di sebelah barat Taman Gajah Mungkur ini dimiliki oleh keluarga Liem.

Puri Gedeh telah masuk dalam daftar bangunan kuno yang dilestarikan di Semarang. Gubernur pertama yang benar-benar menempati Puri Gedeh adalah Soepardjo Roestam, dan setiap gubernur yang menjabat selanjutnya turut bermukim di rumah dinas ini.

3. Lawang Sewu

Lawang Sewu / Seribu Pintu

Lawang Sewu, salah satu destinasi wisata bersejarah yang populer dan diminati oleh masyarakat, menjadi simbol keagungan kota Semarang. Lawang Sewu, yang dalam Bahasa Jawa berarti Seribu Pintu, terletak di seberang Tugu Muda, Kota Semarang.

Pada masa penjajahan Jepang, ruang bawah tanah di Lawang Sewu sempat digunakan sebagai penjara dan tempat eksekusi mati bagi tentara belanda dan para pejuang kemerdekaan. Kini, Lawang Sewu menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang dijaga dan dilestarikan untuk dikunjungi oleh wisatawan dan warga setempat.

4. Gedung Papak

Gedung Papak / Gedung Keuangan Negara

Gedung Papak, sebuah bangunan bersejarah di Semarang, dulunya bernama Het Groote Huis (balai kota) yang menggantikan Staadhuist di Brajangan. Bangunan berbentuk balok persegi panjang ini dahulu difungsikan sebagai balai kota, kantor polisi dan karesidenan, kantor pos dan keuangan, serta ruang sidang Raad Van Justice (Pengadilan Untuk Rakyat Eropa).

Pada tanggal 30 November 1954, Gedung Papak terbakar habis. Kemudian, dibangunlah gedung baru dengan bentuk seperti yang ada sekarang ini, dan difungsikan sebagai Gedung Keuangan Negara. Meskipun mengalami perubahan fungsi, Gedung Papak tetap menjadi bangunan bersejarah yang dilestarikan dan dihargai oleh masyarakat Semarang.

5. Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa

Dulu, Stasiun Kereta Api Ambarawa adalah salah satu tempat wisata bersejarah di Semarang. Kini, stasiun yang berlokasi di Ambarawa tersebut telah diubah menjadi Museum Perkeretaapian. Museum ini menjadi saksi bisu dari kejayaan kereta api Indonesia dengan menyimpan banyak lokomotif tua yang terkenal pada masanya.

Tidak hanya itu, di museum ini juga terdapat sebuah lokomotif tua yang hanya tersisa tiga di seluruh dunia. Meskipun sudah tidak beroperasi, semua lokomotif di museum ini dirawat dengan baik sehingga masih tetap berfungsi dengan baik, terutama untuk kegiatan pariwisata. Museum Perkeretaapian Ambarawa menjadi saksi bisu dari sejarah kereta api Indonesia yang pernah ada dan layak untuk dikunjungi.

6. Masjid Layur

Masjid Layur / Masjid Menara Kampung Melayu

Masjid Layur, salah satu bangunan kuno berupa masjid tua di Kota Semarang, juga dikenal dengan sebutan Masjid Menara Kampung Melayu. Lokasinya yang mudah dijangkau membuat masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah yang diminati masyarakat.

Untuk menuju ke Masjid Layur, kita bisa mengambil arah dari Pasar Johar ke arah Kota Lama melalui Kantor Pos Besar jalan Pemuda, kemudian belok kiri sebelum Jembatan Berok.

Meskipun bangunan Masjid Layur tidak bergaya Arab, namun bangunan ini memiliki lebih banyak unsur lokal. Lantai bangunan setinggi kira-kira satu meter dari tanah dan hanya dapat diakses melalui tangga yang terletak pada sisi muka.

Walaupun usianya sudah cukup tua, namun Masjid Layur masih berdiri kokoh dan digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah. Hingga kini, masjid ini masih terus dirawat oleh yayasan masjid setempat sebagai upaya pelestarian sejarah dan sebagai masjid tua yang menjadi kebanggaan Kota Semarang.

7. Gereja St. Jusuf

Gereja St. Jusuf / Gereja Gedangan

Gereja St. Jusuf adalah kompleks gereja yang terdiri dari bangunan Gereja, Pastoran, dan gedung pertemuan. Kompleks ini dibangun antara 1870-1875 dan merupakan gereja Katolik pertama di Semarang. Terletak di sisi timur Jalan Ronggowarsito, bangunan ini menghadap ke barat. Bangunan Gereja terletak di bagian paling selatan dari tapak dan membujur dari barat sampai ke timur. Salah satu ciri khas dari bangunan ini adalah bahan bata klinker yang digunakan.

Sejarah Gereja Katolik di Semarang dimulai pada tanggal 1 Agustus 1808, saat sebuah rumah penduduk dijadikan tempat ibadah setelah Semarang diumumkan sebagai stasi kedua di Nusantara. Santo Yusuf dipilih sebagai pelindung gereja tersebut, namun tak ada kemajuan yang signifikan dalam beberapa tahun berikutnya. Stasi Semarang bahkan tak memiliki imam dan terpaksa menggunakan Gereja Immanuel secara bergantian dengan umat Protestan.

Barulah pada tahun 1870, sebidang tanah di Gedangan berhasil didapatkan dan digunakan sebagai tempat pembangunan gereja. Upacara perletakan batu pertama dilangsungkan pada tanggal 1 Oktober 1870, dan setelah lima tahun, pada tanggal 12 Desember 1875, gedung yang dirancang oleh W. I. Van Bakel tersebut siap dan diberkati oleh Mgr. Lijen. Gereja Santo Yusuf pun menjadi gereja Katolik pertama di Semarang.

Pada tahun 1976, gedung ini direnovasi secara besar-besaran. Selain itu, Pastoran Gedangan didirikan hampir bersamaan dengan gereja tersebut karena stasi Semarang akhirnya memiliki imam. Sebuah perjalanan panjang yang membawa Gereja Katolik Santo Yusuf ke posisinya saat ini sebagai salah satu landmark sejarah di kota Semarang.

8. Taman Budaya Raden Saleh

Taman Budaya Raden Saleh / Taman Hiburan Rakyat Semarang

Taman Hiburan Rakyat Semarang (TBRS) dulunya merupakan kebun binatang yang menjadi daya tarik wisata di kota Semarang. Namun setelah kebun binatang dipindahkan, TBRS berubah nama menjadi Taman Budaya Raden Saleh.

Taman budaya yang berlokasi di Jl. Sriwijaya Nomor 29 Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia ini merupakan pusat kebudayaan dan seni yang terletak di samping gedung Perpustakaan Daerah Jawa Tengah. Nama “Taman Budaya Raden Saleh” diambil dari salah satu seniman terkenal Indonesia yang berasal dari Semarang, yaitu Raden Saleh Sjarif Boestaman.

Di TBRS, para pengunjung dapat menikmati berbagai pagelaran seni, seperti pertunjukan wayang kulit, wayang orang, dan musik keroncong.

9. Jembatan Berok

Jembatan Berok / Sociteisbrug Semarang

Sebuah jembatan yang dikenal dengan sebutan Jembatan Berok di Kota Semarang ternyata memiliki sejarah yang panjang. Awalnya, jembatan ini berfungsi sebagai penghubung antara Kota Lama atau Oud Standt yang dikelilingi oleh benteng berbentuk segi lima bernama Benteng Vijfhoek dengan bagian kota yang lain. Namun, setelah benteng tersebut dibongkar pada tahun 1842, jembatan ini dibiarkan begitu saja.

Terletak di Gerbang Barat atau Gouvernementsport, jembatan ini pernah dikenal dengan nama Gouvernementsbrug sebelum berganti nama menjadi Sociteisbrug. Namun, kini jembatan ini lebih dikenal dengan sebutan Jembatan Berok. Nama tersebut berasal dari pelafalan Brug oleh penduduk pribumi.

Bentuk kolom pada jembatan ini sudah beberapa kali mengalami perubahan. Awalnya terbuat dari kayu dan sangat sederhana. Sebelum tahun 1910, bentuknya lebih pendek dan gemuk dengan antena pada puncaknya. Masih terdapat jalur pemisah di tengah jalan dan pagar besinya membentuk silang. Setelah itu, sebelum tahun 1980, kolom diubah dengan menambahkan lampu pada ujungnya. Bentuknya juga menjadi lebih tinggi dan masif dengan railing yang diubah menjadi deretan besi.

Saat ini, kolom jembatan telah mengalami perubahan bentuk yang lebih sederhana. Namun, lampu di ujung kolom masih dipertahankan. Meskipun sejarah panjangnya, Jembatan Berok masih menjadi salah satu ikon Kota Semarang dan menarik minat wisatawan yang ingin melihat langsung pesona sejarah jembatan ini.

10. Klenteng Sam Po Kong

Klenteng Sam Po Kong / Gedung Batu

Klenteng Sam Po Kong, dulunya merupakan tempat persinggahan pertama seorang Laksamana Tiongkok bernama Cheng Ho/ Zheng He. Terletak di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang, tempat ini dikenal dengan nama Gedung Batu karena memiliki bentuk gua batu besar yang menarik. Selain itu, terdapat relief Laksamana Cheng Ho dan beberapa gua petilasan yang dapat dilihat oleh pengunjung.

Salah satu objek menarik lainnya adalah pohon rantai yang telah berusia 611 tahun. Klenteng Sam Po Kong merupakan tempat bersejarah yang wajib dikunjungi bagi para pecinta sejarah dan wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang pengaruh Tiongkok di Jawa Tengah.

11. Mercusuar Pelabuhan Tanjung Emas

Mercusuar Pelabuhan Tanjung Emas / Koning van Nederland Willem III

Mercusuar ini merupakan bangunan yang cukup tua, dibangun pada tahun 1884 seperti yang tertera pada inskripsi di pintu masuknya. Meski tidak diketahui siapa yang merencanakannya, namun pembangunan mercusuar ini erat kaitannya dengan pengembangan pelabuhan sebagai pelabuhan ekspor hasil bumi oleh Pemerintah Kolonial pada waktu itu.

Pada masa menjelang akhir abad ke-19, Jawa menjadi penghasil gula nomor dua di dunia. Untuk mendukung hal ini, gudang-gudang di pelabuhan dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang disempurnakan agar dapat menampung kapal dagang yang lebih besar. Pemerintah Belanda juga mendirikan mercusuar serupa di beberapa tempat di Jawa pada waktu yang hampir bersamaan. Mercusuar ini terletak di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

12. Masjid Kauman Semarang

Masjid Agung Semarang / Masjid Kauman

Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman Semarang memiliki sejarah yang panjang dan penting bagi Kota Semarang. Berdiri di pusat kota (alun-alun), dekat dengan pusat pemerintahan dan penjara, serta pasar Johar, masjid ini memiliki peran kunci dalam tata ruang kota pada masa lampau. Namun, tidak hanya sebagai bangunan bersejarah, masjid ini juga menjadi saksi sejarah penting Indonesia.

Pada saat pengumuman kemerdekaan Indonesia, Alm. Dr. Agus, seorang jamaah aktif di Masjid Kauman Semarang, dengan berani mengumumkan terjadinya proklamasi RI melalui mimbar Jumat di hadapan jamaah, sekitar satu jam sebelum sholat Jumat. Namun, aksinya yang berani ini harus dibayar mahal karena beliau kemudian dikejar-kejar oleh tentara Jepang dan harus melarikan diri ke Jakarta.

13. Pasar Johar

Pasar Johar Semarang

Pasar Johar Semarang merupakan pasar tradisional yang telah berdiri lebih dari satu abad yang lalu. Pada tahun 1860, pasar tersebut berada di sebelah timur alun-alun dan dikelilingi oleh deretan pohon johar yang menjadikan pasar tersebut dikenal dengan nama Pasar Johar.

Pasar ini berada di sebelah barat Pasar Pedamaran dan berdekatan dengan penjara, sehingga seringkali menjadi tempat menanti bagi orang-orang yang berkunjung ke penjara untuk menjenguk keluarga atau kenalan yang dipenjara. Seiring dengan semakin ramainya pasar Johar, dibutuhkan perluasan ruang sehingga pohon-pohon johar harus ditebang dan los baru dibangun.

Pada tahun 1931, gedung penjara tua yang berdekatan dengan pasar Johar dibongkar guna mendirikan Pasar Central modern yang tujuannya adalah mempersatukan fungsi dari lima pasar yang sudah ada, termasuk pasar Johar, pasar Pedamaran, pasar Beteng, pasar Jurnatan, dan pasar Pekojan. Lokasi pasar direncanakan berdasarkan tapak pasar Pedamaran dan Johar.

14. Toko Oen

Toko Oen / Jalan Pemuda Semarang

Toko Oen, yang berdiri sejak tahun 1936 di Jalan Pemuda Semarang, telah bertahan selama bertahun-tahun dan tetap setia pada warisan masa lalu. Banyak orang yang merasa seolah-olah telah melakukan perjalanan waktu ketika memasuki restoran ini.

Meskipun pengelola restoran telah melakukan beberapa penyesuaian, konsep lama dijaga dengan baik, dan area restoran telah diperbesar hingga mencapai sekitar 600 meter persegi. Bangunan Toko Oen sejalan dengan bangunan-bangunan di Kota Lama. Dulu, wisatawan dari Eropa sering datang ke sini untuk menikmati “masa lalu” di masa kini.

Berdasarkan pengalaman itu, pengelola restoran, Jenny dan adiknya Gilbert Megaradjasa, dan beberapa pemerhati bangunan kuno seperti Kriswandhono, mendirikan Yayasan Oen Semarang untuk melestarikan Kota Lama.

Leave a Comment